Mahasiswa STKIP Gotong Royong Masohi Ciptakan E-Modul Etnobotani Berbasis Potensi Lokal Suku Noaulu

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Gotong Royong Masohi berhasil menciptakan inovasi yang menarik dalam dunia pendidikan. Mereka mengembangkan E-modul etnobotani yang berbasis potensi lokal Suku Noaulu, sebuah pencapaian luar biasa yang dapat bermanfaat bagi siswa SMA di seluruh Indonesia.
Inovasi ini merupakan hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Humaniora, yang merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Tim yang dipimpin oleh Sahnur Nanuayo dan beranggotakan Riske Sahusilawane serta Frangki Sinmiasa tersebut berhasil mendapatkan pendanaan dari Ditjen Diktiristek Tahun 2023.
Dana tersebut kemudian digunakan untuk mendukung proses riset yang mereka usulkan lewat proposal yang berhasil lolos pendanaan tersebut. 
PKM sendiri merupakan program yang sangat bergengsi, diadakan oleh Ditjen Diktiristek untuk mempersiapkan mahasiswa agar memiliki kualitas yang tinggi dan siap menghadapi tantangan masa depan. 
Tujuannya adalah menciptakan lulusan yang unggul, kompetitif, adaptif, fleksibel, produktif, dan mampu bersaing di dunia kerja. 
Riset yang dilakukan oleh Nanuayo, dkk dibimbing langsung oleh dua orang dosen yakni Kevin Tamaela, S.Pd., M.Pd dan Pricilia Sopratu, S.Pd., M.Pd

Saat ini, pembelajaran yang monoton dan kurang inovatif sering membuat siswa merasa bosan. Meskipun para guru berusaha menciptakan proses pembelajaran yang interaktif dan inovatif, akan tetapi seringkali bahan ajar yang digunakan masih berupa paket yang disediakan oleh sekolah. Bahkan, dalam era teknologi yang berkembang pesat, bahan ajar yang tersedia masih banyak belum berbasis elektronik.
“Saat kami melakukan observasi awal bersama guru kelas, kami menemukan beberapa masalah, mulai dari bahan ajar yang masih menggunakan buku paket, bahan ajar yang belum berbasis elektronik, hingga kurangnya pemanfaatan potensi lokal dalam pembelajaran,” ujar Sahnur Nanuayo.
Kepedulian Nanuayo dan timnya terhadap pentingnya mengintegrasikan pembelajaran dengan potensi lokal daerah serta budaya setempat menjadi dasar ide mereka untuk menciptakan bahan ajar berbasis elektronik yang terkait dengan pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari yakni dengan membuat E-Modul Etnobotani.
Etnobotani sendiri merupakan ilmu yang mempelajari keterkaitan antara suku bangsa dengan penggunaan tumbuhan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 
“Berbagai suku di Indonesia telah lama menggunakan tumbuhan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam upacara adat, pengobatan tradisional, pangan, sandang, dan lainnya. Oleh karena itu, pembelajaran dengan pendekatan etnobotani menjadi penting sebagai bagian dari pemahaman budaya lokal” Ucap Nanuayo
Selain itu ia mengatakan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, kita dapat menciptakan perangkat pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Salah satu solusi adalah dengn menggunakan bahan ajar online, seperti e-modul. Dengan begitu pemahaman budaya lokal dapat dikenal lebih luas lewat pemanfaatan e-modul ini.
Perluh diketahui  E-modul adalah sumber belajar yang menyajikan informasi, gambar, animasi, dan audio, yang membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menarik bagi siswa.
“Yang membuat penelitian ini berbeda dari penelitian yang lain adalah penggunaan e-modul etnobotani yang berbasis potensi lokal daerah setempat. Inovasi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami dan menghargai warisan budaya serta potensi alam yang ada di sekitar mereka, untuk  meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia” Tambahnya

Inovasi mahasiswa STKIP Gotong Royong Masohi ini adalah contoh nyata bagaimana pemikiran kreatif dan upaya kolaboratif dapat menghasilkan produk pendidikan yang bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan siswa dan masyarakat. Semoga inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi para pemangku kepentingan pendidikan di seluruh negeri untuk terus mengembangkan metode pembelajaran yang lebih menarik dan bermakna.
Adapun manfaat dari temuan mereka ini dapat menjadi sumber informasi bagi siswa dan guru tentang potensi lokal Suku Noaulu dalam memahami etnobotani (keterkaitan antara kehidupan suku Naoulu dan penggunaan tumbuhan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari) serta meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai ini