
Masohi, 12 Oktober 2025 – Provinsi Maluku merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan potensi kebencanaan gempa bumi dan tsunami yang cukup tinggi dengan level seismisitas tinggi yang disebabkan oleh aktivitas tektonik kompleks oleh pertemuan tiga lempeng besar bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik, dan lemeng indo-australia. Aktivitas lempeng tektonik ini saling menekan dan berpotensi menyebabkan gempa bumi dengan magnitudo 6 Skala Richter. Provinsi Maluku sendiri memiliki empat kapubaten yang tergolong beresiko tinggi terhadap dampak dari gempa bumi maupun tsunami yaitu (1) Maluku Tengah, (2) Maluku Tenggara, (3) Maluku Barat Daya (MBD), dan Seram Bagian Timur. Dari keempat kabupaten tesebut, dua kabupaten diantaranya berada pada pulau Seram. Pulau Seram sendiri memiliki Riwayat kelam terkait kondisi kegempan dan tsunami yaitu tepatnya pada peristiwa “Bahaya Seram”. Bahaya Seram merupakan peristiwa bencana geologi berupa gempa bumi dengan Magnitudo 7,8 Skala Richter yang mengakibatkan terjadinya tsunami setinggi 10 meter yang menerjang pulau seram tepatnya pada tanjung Koako dan tanjong Latu yang menyebabkan terbentuknya teluk Elpaputuh. Kejadian tsunami yang dahsyat ini terjadi tepatnya pada tanggal 29 Septermber 1899. Kejadian bencana gempa bumi dan tsunami yang secara historis terjadi di wilayah Indonesia perlu dipelajari dengan baik, karena pemahaman tentang dampak dari setiap kejadian penting untuk proses mitigasi, dan upaya pendidikan kebencanaan.
Peristiwa gempa bumi yang cukup mendebarkan kembali terjadi tepatnya pada tanggal 16 Juni 2021, dengan Magnitude (Mw) 6,1 SR di desa Tehoru kabupaten Maluku Tengah. Gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas tektonik yaitu patahan yang bersumber pada kedalaman 14,4 Km dengan letak episenter gempa bumi berada pada koordinat 3,39 LS dan 129.56 BT (5). Gempa tersebut telah mengakibatkan kerusakan pada 59 perumahan penduduk, longsoran, retakan tanah, dan amplesan pada sekitar negeri Tehoru, seperti dusun Mahu dan Supulesi. Selain itu, terjadi juga tsunami di Pelabuhan Tehoru dengan tinggi rendaman setengah meter hingga satu meter. Hal ini dikonfirmasi oleh pihak BMKG yang menyatakan bahwaTsunami ini diperkirakan terjadi akibat adanya longsoran bawah laut yang disebabkan oleh gempa yang terjadi sebelumnya. Hasil analisis morfotektonik dan parameter gempa bumi memperlihatkan bahwa kejadian gempa merusak tersebut diakibatkan oleh sesar aktif di Teluk Telutih dengan mekanisme sesar normal. Mengingat tingginya aspek kerentanan bencana gempa bumi di desa Tehoru kabupaten Maluku Tengah, maka sudah sepatutnya diadakan sosialiasi atau penguatan dalam hal penguatan literasi gempa bumi dan tsunami. Usaha dan upaya dala meminimalisir resiko bencana gempa bumi dan tsunami dapat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek berkelanjuta dan partisipasi semua elemen masyarakat. Dampak kebencanaan gempa bumi dipandang dapat lebih menghawatirkan pada kelompok anak usia, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU RI No. 24 Tahun 2007 pasal 55 tentang penanggulangan bencana dituangkan terkait perlindungan pada anak, yang tergolong dalam kategori rentan. Kegiatan edukasi mitigasi bencana diharapkan mampu menjelaskan pentingnya kewaspadaan mengenai bencana terutama untuk anak sekolah seperti anak SD, MI, dan Paud. Sekolah MIN 4 Maluku Tengah merupakan salah satu sekolah dasar dalam naungan departemen agama yang segara geografis terletak di pesisir pantai desa Tehoru, merupakan Mitra Pemberdayaan Masyarakat dalam kerja sama dengan perguruan tinggi STKIP Gotong Royong Masohi terkait edukasi mitigasi gempa bumi dan tsumani. Berdasarakan hasil wawancara TIM Pemberdayaan Masyarakat STKIP Gotong Royong Masohi dengan kepala Madrasah MIN 4, diperoleh informasi bahwa sosialisasi terkait mitigasi kegempaan atau tsunami belum pernah dilakukan oleh Lembaga Terkait pada sekolah tersebut. Lokasi sekolah MIN 4 berada di daerah pesisir desa Tehoru dan tergolong dekat titik episenter gempa bumi tahun 2021. Jika ditinjau dari letak geografis dan sisi kerentanan terhadap kebencanaan, maka sekolah MIN 4 Maluku Tengah dikategorikan sangat rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami karena sangat dekat sumber gempa. Hasil kajian dan analisis ini menunjukkan bahwa sekolah MIN 4 Maluku Tengah dapat dijadikan fokus prioritas dalam pengadaan edukasi mitigasi kebencanaan terhadap kesiapsiagaan menghadapi kebencanaan gempa bumi melalui peningkatan literasi gempa bumi dan tsunami.